Translate

Jumat, 20 Agustus 2010

Amarah menghilangkan penggenapan janji Alah dalam hidup.

Dari sekian ratus ribu orang Israel bahkan lebih dari sejuta orang yang keluar dari Mesir, hanya dua orang yang merasakan kegenapan janji Tuhan sampai ketanah perjanjian, tanah Kanaan. Mereka adalah Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune. Bahkan Musa, orang yang Tuhan tunjuk sebagai pemimpinpun tidak sampai ketanah perjanjian itu. Ada satu kesalah fatal yang Musa lakukan sehingga membuat dia tidak Tuhan ijinkan merasakan kegenapan janji itu. Musa tidak melakukan perintah Tuhan dengan benar. Kesalahan Musa di awali oleh karena ia tidak dapat mengendalikan emosinya. Musa larut dalam emosi sehingga ia tidak dapat mendengarkan perintah Tuhan dengan benar. Akibatnya ia tidak melakukan pula sesuai dengan perintah tersebut. Perintah Tuhan kepada Musa dapat kita lihat pada ayat dibawah:


Bilangan 20:8 "Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya."

Sementara yang Musa lakukan adalah seperti pada ayat dibawah:

Bilangan 20:10-11 Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: "Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?" Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum.

Sangat jelas kita melihat perbedaan dari kedua ayat ini. Pada ayat 8 Tuhan memerintahkan agar Musa berbicara kepada Bukit Batu supaya mengeluarkan air. Namun yang Musa lakukan pada ayat 10 dan 11 adalah bukan berbicara kepada Bukit Batu melainkan marah-marah kepada orang Israel sambil memukul Bukit Batu. Akibatnya Tuhan marah kepada Musa. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

Bilangan 20:12 Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka."

Konsekuensinya sungguh berat, Musa tidak Tuhan ijinkan sampai ketanah perjanjian. Musa tidak mengalami kegenapan janji Tuhan hidup dalam negeri yang kaya dan subur yang berlimpah susu dan madu. Yang Tuhan tunjuk menggantikan Musa adalah Yosua. Sungguh menyakitkan bukan? Hanya karena satu kesalahan bisa menggagalkan semua rencana Tuhan atas hidup kita. Maka benarlah apa yang Tuhan firmankan seperti dibawah ini:

Galatia 5:9 Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan.

Bagi Tuhan, kita hanya boleh melakukan firmanNya atau tidak sama sekali. Tuhan tidak ingin firmanNya ditambah-tambah atau di kurang-kurangi. Tuhan hanya ingin kita melakukannya sebagaimana yang di perintahkanNya.
Pada kasus ini, Musa tidak melakukan firman Tuhan seutuhnya. Musa hanya melakukan sebagian saja yaitu: Mengambil tongkat, mengumpulkan orang Israel dan pergi ke bukit Batu yang di tunjuk. Sedangkan perintah Tuhan untuk berbicara kepada bukit batu agar mengeluarkan air tidak dilakukan, malah dia melakukan sebaliknya yaitu memukul bukit batu.

Orang Farisi dan ahli-ahli taurat adalah contoh orang yang tidak melakukan firman Tuhan seutuhnya. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

Matius 23:23 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.

Karena itu mereka di tegur oleh Tuhan Yesus dan perbuatan mereka dinyatakan bukanlah suatu perbuatan kebenaran.

Lalu bagaimana dengan kita saudara? Apakah kita sudah melakukan firman Tuhan dengan seutuhnya?

Sebagai contoh dalam hal pemberian persembahan perpuluhan, kalau kita tidak melakukannya dengan hitungan yang benar yaitu kurang dari jumlah yang sebenarnya maka persembahan kita itu bukanlah persembahan perpuluhan yang sesungguhnya. Saya pernah bertemu seseorang yang menyatakan kalau Ia membayar persepuluhan, namun jumlah yang di berikannya sesuka hati. Persembahan demikian tidaklah masuk kategori perpuluhan karena memang bukan perpuluhan dengan kata lain perpuluhan hanya sebatas nama saja.

Kembali ke Musa, mengapa Musa bisa melakukan kesalahan itu? Itu karena Musa tidak bisa menahan diri dari rasa amarah. Apa yang Musa perbuat ketika memukul bukit batu dan ucapan-ucapan Musa terhadap umat Israel menunjukkan kalau ia sedang memendam amarah. Amarah Musa muncul sejak ia mendengar sungut-sungut dan omelan orang Israel bahkan ketika menghadap Tuhanpun ia masih memendam amarah. Itulah sebabnya ia tidak bisa mendengarkan apa yang di perintahkan Tuhan dengan sebaik-baiknya. Musa hanya menangkap kata tongkat, orang Israel dan bukit batu. Karena ia hanya mendengar sebagian saja maka yang dilakukannya menyimpang dari apa yang diperintahkannya. Itulah sebabnya Tuhan mengingatkan kita bahwa menyimpan amarah itu tidak baik. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

Yakobus 1:20 sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.

Oleh sebab itu saudara, janganlah datang ke rumah Tuhan dengan dalam kondisi panas hati terlebih lagi ketika akan mendengar firman-Nya karena hal itu membuat kita tidak akan konsentrasi mendengar firman Tuhan. Akibatnya kita tidak akan menerima berkat dari Tuhan yaitu kegenapan segala janji-janji Tuhan.

Saudaraku, ketika Tuhan menyerahkan tongkat estapet kepemimpinan dari Musa kepada Yosua, Tuhan mengingatkan kepada Yosua dengan jelas dan tegas tentang bagaimana agar janji Tuhan digenapi dalam hidupnya. Itu kita lihat pada ayat dibawah:

Yosua 1:2 "Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu.
1:3 Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa.
1:4 Dari padang gurun dan gunung Libanon yang sebelah sana itu sampai ke sungai besar, yakni sungai Efrat, seluruh tanah orang Het, sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam, semuanya itu akan menjadi daerahmu.
1:5 Seorang pun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.
1:6 Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.
1:7 Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke mana pun engkau pergi.

Dalam ayat ini Tuhan berkata dengan tegas untuk dapat mengalami kegenapan janji Tuhan seperti yang tercantum dalam ayat 3-5 maka Yosua harus melakukan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh dan tidak menyimpang ke kiri dan kanan.

Oleh sebab itu saudara, mau ngalami kegenapan janji-janji Tuhan? Maka buanglah segala amarah, dan lakukanlah fiman Tuhan dengan benar dan tidak menyimpang kekanan maupun ke kiri. Tuhan Yesus memberkati.

sumbernya di sini

0 komentar:

 
© Copyright 2008 your blog name . All rights reserved | proudly powered by Blogger.com | Template by Adiestudio and Blogger Templates